Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

Pergumulan Seorang Penulis Dengan Kelaparan

“Ya Tuhan, Yang Empunya surga dan dunia, aku rela menukar satu hari hidupku untuk satu detik bahagia! Seluruh hidupku untuk sepiring kacang merah! Dengarlah padaku satu kali ini saja!” (Lapar, hal 190) Saya membaca roman klasik berjudul asli Sult (Bahasa Norwegia) yang terbit tahun 1890 ini setelah mengetahuinya dari jurnal Eka Kurniawan yang menyebut bahwa ia tak akan menjadi penulis bila tak pernah membaca karya penerima hadiah nobel sastra 1920 ini. Dan setelah selesai membaca “Lapar” ini, saya dapat memahami hal tersebut. Dalam karya yang dianggap melambungkan namanya ini, Knut Hamsun menggambarkan, tokoh utama ‘aku’ sebagai seorang penulis lepas yang berjuang melawan hidupnya terlunta-lunta, ditengah ambisinya menjadi penulis dan berusaha terus menulis suatu karya yang ia pikir akan melambungkan namanya suatu saat.

Perpustakaan Kineruku Bandung

Bagi yang menetap di Bandung atau sedang mengunjungi Bandung, Perpustakaan Kineruku adalah salah satu tempat yang musti disambangi bagi para pecinta buku. Berlokasi di jalan Hegarmanah, di kawasan asri nan adem dan jauh dari hiruk pikuk keramaian, perpustakaan ini menyajikan buku-buku beragam dan berkualitas untuk dipinjamkan, baik untuk dibaca di tempat maupun dibawa ke rumah. Rak-rak dipenuhi bebuku di ruang utama Kineruku

Puisi di Harian Banjarmasin Post, edisi Minggu, 11 September 2016

Tiga puisi saya ditayangkan di Harian Banjarmasin Post (Edisi Minggu, 11 September 2016). Dapat dilihat pada tautan ini (Banjarmasin Post) . Berikut saya hadir disini ketiga puisi tersebut. Perkara Poster Natalie Portman Shalom! Sapamu dari balik dinding kaca kamarku sedang aku tengkurap menyurukkan kepala yang ditumbuhi akar-akar liar kau menarik malam sampai memanjang seperti batang pinang lalu kau geraikan ranting-rantingnya pada lengkung pinggang seperti hendak menutupi sintal pahamu yang tersingkap “biarkan saja begitu, tidak perlu menebar malu” lalu kau berkhotbah serupa rabbi dalam sinagog agung di pinggiran Yerusalem mauku sesekali kudatangi kotamu tapi katamu tenda-tenda sudah penuh diisi bocah-bocah tanpa ibu sebab katamu ibu-ibu telah mati karena mengejar pelangi yang diambil tentara saat ronda malam aku tak ambil peduli mendengarmu, hanya menatap telingaku berhenti bekerja hanya mataku yang bergerilya mencabuti akar-akar liar dari kepalaku yang seka

Puisi Harian Haluan, Minggu, 14 Agustus 2016

Tiga puisi saya dimuat di Harian Haluan, harian lokal Sumatera Barat, edisi Minggu, 14 Agustus 2016. Berikut saya hadirkan disini ketiga puisi tersebut. Pulang Kampung Ke rumah bergonjong itu aku berlari Nun jauh di ujung pematang di seberang kali Jalan usang berlumut kususuri Padang ilalang berkabut kulewati